Jakarta, Kupasfakta. com – Kepala Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Jakarta Timur, Dwi Saridati Ponangsea, S.P., MAP, diduga menghindar dan selalu mengelak saat dikonfirmasi oleh media maupun LSM terkait dugaan penyimpangan pada sejumlah proyek yang dikerjakan Sudin Pertamanan dan Hutan Kota Jakarta Timur.
Kuat dugaan terdapat tiga paket proyek yang berpotensi tidak sesuai spesifikasi dan berisiko menimbulkan kerugian negara dari APBD DKI Tahun Anggaran 2025. Hal tersebut diungkapkan M. Syahroni, Koordinator Hukum dan Investasi LSM/NGO Jaring Pelaksana Antisipasi Keamanan (JALAK), saat ditemui kabaronenews.com di Kantor Wali Kota Jakarta Timur, Kamis (4/12).
Menurut Syahroni, dua dari tiga paket proyek berada di kawasan Jalan Pemuda, Rawamangun, sementara satu paket lainnya berlokasi di Taman Viaduct Jatinegara.
“Untuk dua proyek di Jalan Pemuda, pengerjaan masih berlangsung sehingga belum kami kirimkan surat resmi temuan. Namun untuk proyek di Taman Viaduct, dugaan pelanggarannya cukup kuat,” ujar Syahroni.
Dugaan Pekerjaan Tidak Sesuai Spesifikasi
Syahroni menjelaskan bahwa pada proyek Taman Viaduct Jatinegara, pelaksanaan di lapangan diduga tidak diawasi dengan ketat sehingga pekerjaan terindikasi tidak mengikuti spesifikasi teknis. Kontraktor pelaksana dari CV Hanytech Jaya Makmur disebut bekerja semaunya karena lemahnya pengawasan.
LSM JALAK mengaku telah melaporkan hasil investigasi mereka ke Kasudin Pertamanan dan Hutan Kota Jakarta Timur sejak 18 Desember.
Berdasarkan data yang diterima dan penelusuran kabaronenews.com, sejumlah temuan yang dipersoalkan antara lain:
Pemasangan kloset duduk ex. Toto CW630J dan pipa PVC tipe AW yang tercatat sebanyak tiga item anggaran, namun di lokasi hanya ditemukan satu unit terpasang.
Pembuatan sumur bor dan instalasi pompa jet pump sedalam hingga 40 meter diduga tidak sesuai spesifikasi. Jet pump yang baru dipasang dilaporkan sudah rusak.
Pekerjaan meja beton K-225 ukuran P 2200 cm, L 60 cm, T 10 cm, termasuk pembesian wiremesh M6-150 mm, diduga tidak sesuai spesifikasi dan volume.
Pekerjaan dinding bata merah ½ batu campuran 1pc:4pc disebut tidak sesuai spesifikasi, termasuk pemasangan wastafel ex. Toto LW950 CJ yang diduga diberi harga lebih tinggi dari pasaran.
Instalasi lampu downlight LED 14,5W ex. Philips beserta armatur diduga hanya dikerjakan setengah atau bersifat fiktif. Pantauan lapangan tidak menemukan lampu terpasang.
Pekerjaan beton K-225 dan pembesian juga dipertanyakan kesesuaian spesifikasinya.
Kasudin Diduga Menghindar Konfirmasi
Menanggapi temuan tersebut, kabaronenews.com telah berulang kali mencoba mengkonfirmasi langsung kepada Kasudin Pertamanan dan Hutan Kota Jakarta Timur, Dwi Saridati Ponangseaa. Namun hingga berita ini diterbitkan, yang bersangkutan belum berhasil ditemui.
Beberapa jurnalis yang juga mencoba mencari konfirmasi menyampaikan dugaan bahwa Kasudin menghindar dan selalu mengelak ketika dimintai tanggapan terkait dugaan penyimpangan proyek tersebut. (Redaksi)












