Jakarta, Kupasfakta.com – Ketua MPR RI Ahmad Muzani menanggapi sinyal menyerah dari tiga kepala daerah di Aceh yang mengaku kewalahan menghadapi bencana banjir dan tanah longsor yang melanda wilayah mereka dalam sepekan terakhir. Muzani menilai situasi tersebut merupakan krisis berskala regional yang menuntut kerja kolektif lintas daerah dan pemerintah pusat.
“Iya, itu menjadi keprihatinan kita bersama. Situasinya harus dihadapi secara bersama-sama,” ujar Muzani di Jakarta, dikutip Rabu (2/12/2025). Ia menekankan bahwa pemerintah daerah tidak mungkin menanggulangi bencana sebesar ini seorang diri.
Sebelumnya, Bupati Aceh Tengah Haili Yoga, Bupati Aceh Selatan Mirwan MS, dan Bupati Pidie Jaya Sibral Malasyi secara terbuka menyatakan sudah tidak sanggup lagi mengatasi kerusakan dan dampak kemanusiaan akibat banjir bandang dan longsor yang terus meluas.
Pemerintah Pusat: Turun Tangan Sejak Hari Pertama, Tidak Menunggu Daerah Menyerah
Sinyal menyerah dari daerah memicu respons dari pemerintah pusat. Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian memastikan penanganan bencana tetap berjalan tanpa menunggu pernyataan mampu atau tidak dari pemerintah daerah.
“Pemerintah pusat, mau dia (pemda) masih mengatakan mampu, mau dia katakan menyerah, enggak mampu, pasti tetap akan bekerja, membantu, dan itu sudah sejak hari pertama,” tegas Tito di Jakarta, Senin (1/12/2025).
Tito menambahkan bahwa pemerintah pusat sudah melakukan assessment kapasitas penanganan bencana di tiap daerah terdampak.
“Kami menilai sendiri juga, mana yang mampu, mana yang tidak. Yang kami anggap mampu pun kami bantu. Apalagi yang mengatakan sudah tidak mampu dan itu wajar karena berada di daerah yang paling sulit,” ujarnya.
Di sisi lain, Komisi VIII DPR sebelumnya mendorong pemerintah menetapkan status bencana nasional untuk banjir dan longsor yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Dampak Meluas: 744 Korban Jiwa, 551 Hilang, Puluhan Daerah Masih Terisolasi
Situasi di lapangan menggambarkan besarnya skala bencana. Data BNPB, melalui laman pemantauan real-time per Selasa, mencatat:
744 korban jiwa, 551 orang masih hilang, ribuan warga mengungsi, kerusakan infrastruktur meluas
Sejumlah wilayah di tiga provinsi pun masih terisolasi, terutama karena akses darat terputus.
Aceh
Daerah yang belum dapat ditembus:
Aceh Tamiang
Aceh Tengah
Bener Meriah
Gayo Lues
Sumatera Utara
Wilayah yang masih terputus:
Kota Sibolga
Sebagian Tapanuli Selatan
Sebagian Tapanuli Utara
Sumatera Barat
Daerah yang terisolasi:
Kecamatan Palembayan dan Tanjung Mutiara, Kabupaten Agam
Kecamatan Bayang, Kabupaten Pesisir Selatan
Kecamatan Malalo, Kabupaten Solok
DPR Dorong Strategi Menengah-Panjang
Di tengah penanganan darurat, sejumlah legislator menekankan pentingnya langkah menengah dan jangka panjang, mulai dari mitigasi hingga penguatan infrastruktur kebencanaan. Banjir bandang dan longsor beruntun di tiga provinsi dipandang sebagai tanda bahwa kawasan Sumatera bagian utara dan barat berada dalam zona kerentanan tinggi yang perlu penanganan struktural. (Red)












